CYBERKRIMINAL.COM, SAMPANG – Sebuah video berdurasi 54 detik yang diduga direkam di pesisir Ketapang beredar luas di group group whatsapp, menampilkan sekelompok nelayan yang terlihat membawa senjata tajam.
Dalam video tersebut terdengar suara seseorang yang menyebutkan, "persiapan bagian angkatan laut se aperrang, mangkat kabbhi Slamet, yak katuanah, mangkat Cong jhek Gung tanggung Cong."
Video tersebut kemudian diikuti dengan voice seseorang dengan narasi yang menjelaskan latar belakang konflik. "Permasalahan ini terkait wilayah perairan antara nelayan Ketapang dan Banyuates. Kapal nelayan Ketapang masuk ke wilayah Banyuates, sehingga diusir. Masing-masing wilayah memiliki batas yang harus dipatuhi. Beberapa hari yang lalu, kapal nelayan Ketapang melanggar batas wilayah, bahkan ada salah satu anggota dewan dan tokoh dari Ketapang yang mengajak perang melalui laut kepada warga Banyuates," jelas suara tersebut.
Lebih lanjut, narasi dalam video tersebut menuding bahwa pihak Ketapang dinilai sangat ambisius dan tidak mampu mengendalikan emosi mereka. "Ketapang ini sangat ambisi sekali, tidak mengontrol cara berpikir dan tidak bisa mengontrol nafsunya. Semua hak juga ini diklaim seolah-olah mereka paling berani. Jika benar ingin menjadi pemimpin, seorang tokoh tidak boleh menebarkan ujaran seperti itu. Jelas bahwa tokoh tersebut tidak profesional dalam meredam amarah masyarakat," ucapnya.
Ketika media ini mencoba mengonfirmasi kebenaran dan perkembangan terkait video tersebut kepada Kapolsek Ketapang, hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan tanggapan resmi.
Konflik wilayah laut antara nelayan Ketapang dan Banyuates ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat, yang berharap ada solusi damai dan penegakan aturan yang lebih tegas untuk mencegah eskalasi konflik.
Masyarakat menunggu sikap tegas dari aparat penegak hukum dan para tokoh masyarakat untuk meredakan situasi, serta mencegah konflik lebih lanjut yang dapat memicu ketegangan antara warga.
Red